KRISTOLOGI DALAM PANDANGAN
AL-USTAZ H. M ARSYAD THALIB LUBIS
Oleh. Irwansyah, S. Pd. I
A. Pendahuluan
Ilmu Perbandingan Agama adalah salah satu Ilmu yang dipelajari di berbagai universitas dan perguruan tinggi. Ilmu ini membahas tentang perbandingan berbagai agama. Baik Agama samawi seperti Islam, Nasrani dan Yahudi maupun Agama ardi (budaya) seperti Budha, Shinto, Hindu, Konghucu dan Konfusius[1]. Ilmu Perbandingan Agama sebenarnya sudah dikenal sejak zaman klasik. Misalnya as-Syahrastani (w. 548 H) dengan bukunya al-Milal Wa an-Nihal dan al-Fishal fi Milal Wa al-Ahwa’ Wa an-Nihal yang ditulis oleh Ibn Hazm al-Andalusy (w. 456 H). Kedua buku ini ditulis dalam bahasa Arab dan bahasan tentang Agama Nasrani tercakup di dalamnya. Pengetahuan tentang Agama Nasrani semakin berkembang dan menjadi sebuah kajian tersendiri kemudian dikenal dengan istilah Kristologi. Istilah ini tidak dikenal dalam literature klasik. Istilah ini muncul belakangan pada abad modern dan sampai sekarang masih dipakai sebagai sebuah disiplin ilmu yang membahas tentang perbandingan Agama Islam-Kristen. Begitu pentingnya ilmu ini maka para pakar, ilmuan, ulama dan pemikir Islam baik dari kalangan nasional maupun internasional merumuskannya dalam berbagai buku. Pakar Internasional seperti Ahmad Deedad dengan bukunya yang terkenal The Choice, tokoh Indonesia antara lain Joesoef Sou’yb dengan karyanya Agama-Agama Besar di Dunia, Abu Jamin Rohan yang menulis berbagai buku antara lain adalah : “Kristen dan Islam, Bibel dan Qur’an (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru), Sebuah Tanggapan terhadap Pemurtadan dan Murtaddin Menyerang Islam Menangkis”, dan di Sumatera Utara, seorang ulama sekaligus pakar Kristologi Al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis juga mengemas Ilmu Perbandingan Agama dalam berbagai bukunya, dan bukunya yang monumental tentang Kristologi adalah “Perbandingan Agama Kristen Islam” setebal 478 halaman dengan cetakan pertama tahun 1982 dan diterbitkan oleh Pustaka Melayu Baru, Kuala Lumpur, Malaysia;
Selain untuk tujuan pengembangan ilmu, para ulama menulis buku-buku tentang Kristologi sebagai media dakwah untuk membentengi akidah umat serta menguatkan keyakinan terhadap ajaran Agama Islam. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit pakar Kristologi dari kalangan Muslim yang fanatik terhadap Agamanya, menggunakan pengetahuannya tentang Agama Kristiani sebagai alas pikir untuk berdialog[2]. Ahmad Deedad, Abu Jamin Rohan, Prof. Rafii Yunus di Sulawesi, H. Abdullah Sinaga dan al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis di Sumatera Utara, yang tidak hanya menulis berbagai buku tentang Kristologi, tetapi juga aktif berdialog dengan pakar Agama Kristen. Argumentasi yang dikemukakan olehnya begitu kuat sehingga tidak sedikit yang masuk memeluk Agama Islam disebabkan dakwah yang dilakukannya, seperti masyarakat di tanah Batak dan Karo[3].
B. Kontribusi Pakar Kristolog dalam Membentengi Akidah Umat
Dalam upaya transfer ilmu pengetahuan tentang Ilmu Perbandingan Agama, para Kristolog, pakar dan ulama menuliskannya dalam berbagai buku. Mengingat hal ini sangat penting terutama kaitannya dengan Akidah, karena ini merupakan keyakinan dasar yang tidak ada istilah tawar menawar di dalamnya. Oleh karena, ibadah apapun yang dilakukan, setaat apapun seseorang dalam menjalankan kepercayaan yang di anutnya, semua itu akan sia-sia jika akidahnya tidak benar.
Berangkat dari hal di atas, Ilmu Perbandingan Agama khususnya Islam-Kristen, menjadi penting untuk dipelajari dan dibukukan. Selain upaya pengembangan ilmu juga menjadi benteng akidah umat. Tidak sedikit buku-buku yang ditulis untuk membongkar dan meruntuhkan ajaran-ajaran dasar dalam Agama Kristen. Misalnya pakar internasional Ahmad Deedad. Di Indonesia antara lain Rafii Yunus (Sulawesi), Abu Jamin Rohan dan Abu Didad Syihabudin (Jakarta), Mohd. Rifai, H. Abdullah Sinaga (Sumatera Utara) dan al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis (Suamatera Utara). Para pakar ini menulis Ilmu Perbandingan Agama yang mereka kuasai dalam berbagai buku yang antara lain : Ahamad Deedad dengan karyanya The Choice, Abu Jamin Rohan menulis buku “Pembicaraan di Sekitar Bibel dan Quran dalam Segi Isi dan Riwayat Penulisannya. Mohd. Rifai dengan Perbandingan Agama, H. Abdullah Sinaga dengan bukunya Kedatangan Rasulullah Muhammad saw. Meneruskan dan Menyempurnakan Ajaran Nabi Musa dan Isa AS, dan al-Ustaz H.M Arsyad Thalib Lubis dengan karyanya antara lain : Rahasia Bibel, Keesaan Tuhan Menurut Kristen dan Islam, Perbandingan Agama Kristen dan Islam, Berdialog dengan Kristen Adventis dan “ Debat Islam dan Kristen tentang Kitab Suci”. Lebih dari itu, al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis menguasai ilmu perbandingan Agama secara aktif. Hal ini terbukti dengan perdebatannya dengan seorang tokoh Kristen dr. Sri Handono yang terjadi pada tanggal 21 April 1967 yang dilaksanakan di kediamannya yaitu Sei Kera, Medan Timur yang dihadiri oleh ratusan umat Islam baik dari dalam maupun luar kota Medan. Al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis ketika berdialog dengan dr. Sri Handono mengemukakan berbagai argumentasi yang menggugat keautentikan Bibel yang menjadi kitab suci umat Kristiani[4].
Kajian tentang keautentikan kitab suci, keberadaan Yesus sebagai anak Tuhan, dosa dan besar menjadi hal prinsipil yang di angkat. Al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis mengarang sebuah buku dengan judul “Perbandingan Agama Islam dan Kristen”, dalam buku ini dia mengemukakan argumentasi-argumentasi Kristen tentang status Isa sebagai Yesus, Kristus, tidak berbapa manusia, anak manusia sejati, anak Allah yang tunggal, Tuhan, Nabi, Imam besar, raja, mati dibunuh di atas kayu salib dan terkutuk, dan akan datang lagi menjadi hakim. Pernyataan ini diambil dari sumber-sumber antara lain : Alkitab, Injil, Tafsir Injil Markus, Tafsiran rum, Dogmatika masakini, Tafsir Injil Matious, Kitab Perjanjian Baharu, dan Hikayat gereja I. Kemudian al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis, mengemukakan pandangan Islam tentang Isa as yang mengatakan bahwa Isa adalah Nabi, al-Masih, anak Maryam, Hamba Allah, Rasul untuk bani Israil, tidak mati disalib, tidak Allah, tidak anak Tuhan, akan datang lagi menjadi Hakim untuk menghancurkan Agama Kristen. Dan pandangan-pandangan yang dikemukakan disertai dengan dalil-dalil ayat Alquran dan terkadang dimuatkan Hadis Nabi saw. Selanjutnya keduanya dibanding, dianalisis, dan memberi kesimpulan tentang kekeliruan dan penyimpangan yang dilakukan oleh Agama Kristen. Misalnya tentang “Dosa Warisan”. Dalam Agama Kristen dikenal istilah “Dosa Warisan” yaitu dosa yang dilakukan oleh nenek moyang manusia Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang di dalam surga. Hal ini dituliskan dalam Kejadian 3 : 1-6: “Maka dilihat oleh perempuan itu, bahwa buah pohon itu baik akan dimakan dan sedap pada pandangan mata, yaitu sebatang pohon asyik akan mendatangkan budi, maka diambilnya daripada buahnya, lalu dimakannya serta diberikannya pula pada lakinya maka iapun makanlah”. Oleh sebab itu, maka Adam dan Hawa dikeluarkan dari dalam taman Eden. Dalam kitab yang sama disebutkan “Maka sebab itu, disuruh Tuhan Allah akan dia keluar dari dalam taman Eden supaya diusahakannya tanah yang telah ia dijadikan daripadanya, lalu dihalaukannya manusia itu keluar……” (Kejadian 3 : 23-24) berdasarkan keterangan ini maka dalam Agama Kristen diajarkan bahwa nenek moyang manusia telah berdosa dan dosanya ditanggung oleh keturunan-keturunannya. Bahkan anak yang dalam kandungan ibunya juga berdosa. Dalam Agama Kristen dosa itu disebut : dosa warisan; dosa turunan; atau dosa asal (peccatum original) yaitu dosa yang diwarisi dari nenek moyang manusia Adam dan Hawa[5].
Sebagai pembanding, al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis mengemukakan kisah Adam dan Hawa menurut Alquran. Mereka memang diusir dari surga disebabakan durhaka kepada Allah karena dipengaruhi setan untuk memakan buah yang dilarang oleh Allah swt. hal ini dijelaskan Allah dalam surah al-A’raf : 20-22 yang artinya :”Maka setan membisikkan fikiran jahat kepada keduanya, supaya dibukakannya kemaluan mereka yang tertutup. Dan setan mengatakan : “ Tuhan kamu melarang kamu dari pohon itu tidak lain supaya kamu jangan menjadi malaikat atau menjadi orang-orang yang kekal. Dan dia bersumpah kepada keduanya : ”Sesungguhnya aku ini penasehat bagi engkau berdua”. Maka setan dapat menjatuhkan keduanya dengan tipu daya. Setelah keduanya merasa (buah) pohon itu, terbukalah bagi keduanya kemaluannya dan mulailah mereka menutup atas (kemaluannya) itu dengan daun dari taman itu. Dan Tuhan menyeru kepada mereka : “Bukankah Aku telah melarang kamu (memakan buah) dari pohon itu dan Aku menyatakan kepada kamu bahwa setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu (QS, al-A’raf : 20-22)[6]. Adam dan Hawa telah melakukakn kedurhakaan kepada Allah swt. Sehingga mengakibatkan diusir dari surga.
Di ayat lain Allah mengatakan bahwa Nabi Adam dan Hawa bertobat dan menyesali perbuatannya. Hal ini dijelaskan Allah dalam surah al-Baqarah : 37 “ Kemudian Adam menerima beberapa perkataannya dari Tuhannya, lalu ia memberi taubat kepadanya, sesungguhnya dia maha pemberi taubat dan pengasih” (Surah al-Baqarah : 37)[7]. Adam dan Hawa menyesali perbuatannya dan mereka bertaubat kepada Allah swt. dan redaksi kalimat taubat mereka di abadikan Allah dalam Alquran : “Keduanya mengatakan : Wahai Tuhan kami, kami telah melakukan aniaya terhadap diri kami, Jika engkau tidak mengampuni dan mengasihani kami, jadilah kami termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Al-A’raf : 23)[8]. Allah maha pengampun, taubat mereka diterima Allah swt. Dalam ayat lain Allah mengatakan : “Kemudian itu Tuhannya memilihnya lagi, lalu diberiNya taubat dan petunjuk”. Dari berbagai keterangan ayat-ayat di atas, menunjukkan bahwa Adam dan Hawa menyesali perbuatannya dan bertaubat kepada Allah dan Allah menerima taubat mereka (memaafkan mereka) sehingga Adam dan Hawa tidak mempunyai dosa lagi. Jika Adam dan Hawa tidak mempunyai dosa, maka tidak ada lagi “dosa turunan” atau “warisan” kepada umat sesudah mereka[9].
Kemudian al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis membanding kedua argumentatif ini. Ternyata pandangan Islam tentang dosa yang dilakukan seseorang tidak ditanggungkan kepada orang lain di akui di dalam Perjanjian Lama . (20) “orang yang berbuat dosa, juga akan mati, maka anak tidak akan menanggung kesalahan bapaknya, dan bapakpun tidak akan menanggung kesalahan anaknya, kebenaran orang yang benar akan tertanggung atasnya dan kesalahan orang fasikpun akan teranggung atasnya. (21) tetapi jikalau orang fasik itu bertobat daripada segala dosanya, yang telah dibuatnya, lalu dipeliharakannya segala hukumku dan dibuatnya mana yang benar dan betul, niscaya orang itu akan hidup juga, tiada ia akan mati dibunuh (22) segala kesalahannya yang dibuatnya dahulu itu tiada lagi dihisabkan kepadanya maka oleh kebenaran yang telah dilakukannya itu ia pun akan hidup (Jehezkiel 18: 20-22)[10]. Hal ini menunjukkan bahwa dalam Agama Kristen sendiri terjadi perbedaan isi antara satu kitab dengan lainnya. Lebih lanjut al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis mengemukakan pernyataan yang terdapat dalam Injil Matius 19:14 :”Tetapi kata Yesus :” Biarkanlah kanak-kanak itu, jangan dilarangkan mereka itu datang kepadaku, karena orang yang sama seperti inilah yang mempunyai kerajaan surga”. Dalam ayat ini menyatakan bahwa yesus sendiri yang mengatakan bahwa orang yang sama seperti kanak-kanak mempunyai kerajaan surga. Keterangan ini membuktikan bahwa kanak-kanak itu tidak berdosa, karena jika ia berdosa tentu tidak akan memiliki kerajaan surga itu. Dengan demikian, dosa warisan itu tidak ada. dalam hal ini al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis menambahkan analisisnya bahwa jika dosa warisan ada mengapa kebaikan warisan tidak ada. ini menggambarkan tidak adanya keadilan di dalam Agama Kristen.
Inilah salah satu nilai lebih yang terdapat dalam buku-buku al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis yang memuat analisis dan membongkar kekeliruan-kekeliruan dalam ajaran Kristen. Memang ada buku-buku yang memuat tentang kristologi, seperti Joesoef Sou’yb yang menulis buku “ Agama-agama Besar di Dunia” mendeskripsikan Agama-agama yang ada di dunia. Seperti Brahmana , Budha , Jaina, Sikhs, Kungfutzu, Tao, Shinto, Zaratusta, Yahudi, Kristen, dan Islam[11]. Walaupun pembahsannya komprehensif, Namun pembahasan dalam buku ini hanya membahas tentang sumber, pembawa, sejarah dan pendiri agamanya. Tidak ada komparasi/perbandingan antara satu agama dengan agama lainnya, dan tidak ada analisis rasional tentang penyimpangan, ajaran yang tidak masuk akal dan kekeliruan-kekeliruan yang terdapat di dalamnya. Sehingga terkesan buku ini hanya menunjukkan tentang kajian Kristologi adalah kajian ilmu semata.
C. Penutup
Ilmu Perbandingan Agama khususnya Kristen dan Islam adalah ilmu yang penting untuk dikaji, karena hal ini terkait dengan akidah. Kajian tentang ini tentunya akan dapat memperkuat akidah umat Islam terhadap kebenaran ajaran yang di anutnya. Dalam pada itu hal ini juga akan membuktikan kebenaran Agama Islam di atas semua agama-agama yang ada. begitu pentingnya kajian ini maka para pakar Kristologi dan ulama yang menguasainya mengemasnya dalam berbagai tulisan dan buku. Selain untuk motivasi dakwah, juga sebagai upaya untuk memperkokoh akidah umat Islam akan kebenaran agamanya. Tokoh internasional seperti Ahmad Deedat dengan karyanya mencoba untuk mengkritisi berbagai ajaran-ajaran yang terdapat dalam Agama Kristen. Joesoef Sou’yb, Abu Jamin Rohan, Moh. Rifai, M. Natsir, H. Abdullah Sinaga dan al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis dengan berbagai bukunya antaralain “Perbandingan Agama Kristen dan Islam”. dan para pakar lain yang juga banyak menulis tentang Kristologi.
Namun, dari sekian banyak buku yang berbicara dan mengupas tentang Agama-agama yang ada di dunia, buku yang ditulis oleh al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis, menyajikan berbagai argumentasi yang kuat, sistematis serta memuat studi komparatif dan analisis antara Kristen dan Islam dengan berbagai argumentasinya. Sehingga buku-buku karya al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis layak untuk diperpegangi dan dijadikan rujukan dalam Ilmu Perbandingan Agama khususnya perbandingan antara Agama Islam dan Kristen.
Nasrun minallah wa fathun qarib, wabassyiril mukminin
Medan, 10 Desember 2011
[1] Ramli Abdul Wahid, Kristologi dan Dakwah di Indonesia (dalam Jurnal Usuluddin, Medan, 2007, h. 1
[2] Ibid, 2
[3] Ramli Abdul Wahid, Ibid., h. 2
[4] Al-Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis, Debat Islam dan Kristen Tentang Kitab Suci “Perdebatan Antara Al Ustaz H. M Arsyad Thalib Lubis dengan Pemuka Kristen dr. Sri Handono tanggal 21 April 1967, Majelis Da’wah Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah, Jakarta, 2002
[5][5] H. M arsyad Thalib Lubis, Perbandingan Agama Kristen dan Islam, Pustaka Melayu Baru, Kuala Lumpur, 1982, h. 98-99
[6] QS. Al-A’raf : 20-22
[7] QS, Al-Baqarah : 37
[8] QS, Al-A’raf : 23
[9] H.M Arsyad Thalib Lubis, Perbandingan Agama Kristen dan Islam, h. 115
[10] Ibid., h. 107
[11] Joesoef Sou’yb, Agama-agama Besar di Dunia, Pustaka al-Husna, Jakarta, 1983, h. 7-11,